Sabtu, 25 Maret 2017 alam dan mentari merona menyambut pagi. Untuk Negeri dan tim telah siap melalui hari menyelesaikan misi menjadi wadah untuk berbagi dan menginspirasi. Aksi kali ini berlangsung di Panti Sosial Tresna Werdha Mulia 3 Margaguna. Sejak pukul 06.00 wib para relawan mulai berdatangan satu-persatu meramaikan aula panti. Di jam sepagi itu, dari balik pintu lain terlihat para oma dan opa penghuni panti dengan wajah penasaran ingin mengetahui ada apa gerangan banyak orang luar berdatangan. Atas arahan pengurus panti jam 07.30, 105 orang oma dan opa penghuni panti bergabung dengan 39 relawan yang telah mendaftar dan hadir di kegiatan ini.
Haru dan heran mulai terlihat di wajah relawan memandang oma dan opa penghuni panti dengan langkah tertatih karena faktor usia, senyum mengembang dan semangat yang mengesankan memilih kursinya masing-masing. Relawan dan para oma-opa kemudian dibagi menjadi 7 tim, untuk bermain dan belajar membuat prakarya keranjang buah dan kertas koran bekas. Satu jam pertama sebagian relawan masih terlihat canggung untuk berinteraksi dengan para oma dan opa, namun suasana segera mencair karena para oma dan opa bertanya banyak hal mengenai cara menyelesaikan prakarya. Ada yang begitu teliti menyelesaikan detail tahapan mebuatan prakarya sesuai conntoh serta arahan tim Untuk Negeri, adapula oma dan opa yang berkreasi dengan caranya sendiri.
Cerita mengalir dari tiap oma dan opa di grupnya masing-masing karena rasa penasaran para relawan tentang oma dan opa tersebut dan rasa ingin tau oma dan opa menyelesaikan prakarya. Di jam kedua suasana bertambah semarak dengan sumbangan lagu lawas dan beberapa oma dan opa penghuni panti. Untuk menambah semarak suasa, mc mengajak para relawan dan oma-opa ikut menari di tengah ruangan. Semua terlibat, semua tersenyum dan bahagia.
Pada satu kesempatan opa suparmo sempat berbagi cerita tentang bagaimana akhirnya beliau menjadi penghuni panti, dari sebuah daerah di pedalaman jawa kemudian mengadu nasib di Jakarta lalu menjadi pegawai dinas sosial, hingga akhirnya memilih tinggal dip anti karena merasa nyaman tinggal disana daripada bersama sang anak. Opa ahmad juga tak ketinggalan bertutur lirih, bahwa disaat kita dewasa dan mereka para orang tua telah menua dan pikun, mereka hanya meminta kita sedikit sabar dan mengerti tentang mereka.
Mungkin kita tau bahwa ada banyak panti jompo baik di Indonesia maupun di belahan negara lain. Mereka para penghuni panti jompo mungkin sedikit beruntung bisa mendapat tempat bernaung dari kehidupan luar, dan kurang pedulinya keluarga. Masih banyak mereka para oramg tua yang hidup terlunta di luar tanpa kepastian dan kejelasan hidup di hari tua. Pesan hari ini, cinta yang sesungguhnya adalah cinta yang tak pernah mengharap balasan. Seperti orangtua yang merelakan nyawa dan kehidupannya demi tumbuh, kembang dan bahagia sang anak.
Cerita sabtu pekan ini dip anti sosial werdha 3 berakhir dengan diskusi ringan antara tim penggerak Untuk Negeri dan para relawan dilanjutkan dnegan makan siang bersama pukul 12.00. Terikasih oma dan opa untuk pelajaran hari ini, dan terimakasih atas seluruh partisipasi teman-teman relawan, semoga bertemu di lain kesempatan.